RESUME
PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
Disusun Oleh :
NIM : ACC
115 008
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PALANGKA RAYA
PALANGKA
RAYA
2016
KAREKTERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU
Manusia objek filsafat :
Objek formal adalah membicarakan hahikat manusia
Objek materia adalah keadaan manusia dan berbagai
kondisinya
Manusia bisa dididik, berpikir, dan dibentuk. Salah satu cara untuk
membentuk manusia yaitu :
Diajar
Diberi petunjuk
Diberi pembinaan
Diarahkan, dll.
Manusia memiliki ciri khas dan kemampuan tertentu dari dalam potensi diri
sendiri. Manusia memiliki keseimbangan dari segi :
Keseimbangan jasmani dan rohani
Keseimbangan individu dan sosial
Keseimbangan dunia dan akhirat
HAKIKAT INDIVIDU
Anak lahir membawa karakter masing-masing karakteristik
anak dipengaruhi oleh faktor :
Keturunan
Lingkungan
Perbedaan individu menurut Garry :
Perbedaan fisik : usia, berat badan, jenis kelamin,
pandangan, dan kepribadian.
Perbedaan sosial : termasuk sosial, ekonomi, keluarga,
dan agama.
Menurut Bloom : kognitif, spikomotorik, dan kognitif.
INDIVIDU DAN LINGKUNGAN
Teori-Teori Perkembangan
1)
Teori Asosiasi
Perkembangan terjadi
oleh karena adanya unsur – unsur yang berasosiasi, sehingga sesuatu yang semula
bersifat simpel (unsur yang sedikit) semakin lama semakin banyak dan kompleks.
2)
Teori Gestalt
Proses perkembangan
bukan berlangsung dari sesuatu yang simpel ke sesuatu yang kompleks, melainkan
berlangsung dari sesuatu yang bersifat global ( menyeluruh tetapi samar – samar
) makin lama makin dalam keadaan jelas, nampak bagian – bagian keseluruhan itu.
3)
Teori Sosialisasi
Proses perkembangan
itu adalah proses sosialisasi dari sifat individualis.
4)
Teori Freudism
Perkembangan adalah
proses individu untuk memperoleh suatu moral. Sehingga proses ini menggunakan masyarakat sebagai
faktor utama.
Interaksi
Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan
Hereditasdanlingkungan merupakan satu kesatuan yangsalingmelengkapi. Contohnya ada seorang anak yangpembawaannya (intelegensi)kurangbaik, tetapi denganadanya doronganlingkunganmakaseseorangakandapatmengembangkan intelegensinyasecaramaksimal.
Lingkungan
Memperbesar dan Memperkecil Individu
Lingkungan memperbesar individu adalah lingkungan yang tidak menghambat
perkembangan suatu individu sehingga individu tersebut dapat berkembang secara
maksimal.
Lingkungan memperkecil individu adalah lingkungan
yang menghambat perkembangan suatu individu sehingga individu tersebut tidak
dapat berkembang secara maksimal.
MASA PERKEMBANGAN SETELAH MASA ANAK-ANAK DAN MENUJU
MASA DEWASA DAN PUBERTAS
3 bagian pada masa
remaja :
1. Remaja
Awal (12-15 Tahun) : Pada masa ini,
remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan
intelektual yang sangat intensif sehingga minat anak pada dunia luar sangat
besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun
sebelum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini
remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa
kecewa.
2. Remaja
Pertengahan (15-18 Tahun) : Kepribadian remaja
pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur
baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri.Remaja
mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap
pemikiran filosofis dan etis.Maka dari perasaan yang penuh keraguan pada masa
remaja awal maka pada rentan usia ini mulai timbul kemantapan pada diri
sendiri. Rasa percaya diri pada remaja
menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah
laku yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri
atau jati dirnya.
3. Remaja
Akhir (18-21 Tahun) : Pada masa ini
remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup
dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai
memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai
pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.
1.
Masa Remaja
sebagai Periode yang Penting
Perkembangan fisik yang cepat dan
penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada awal masa
remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan
perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.
2.
Masa Remaja
sebagai Periode Peralihan
Remaja merupakan masa peralihan dari
kanak-kanak ke masa dewasa, dalam setiap periode peralihan, status individu
tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Di lain
pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status
memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan
pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.
3.
Masa Remaja
sebagai Periode Perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan
perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal
masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku
dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun maka perubahan
sikap dan perilaku menurun juga.
Ada lima perubahan yang sama yang
hampir bersifat universal. Meningginya emosi, perubahan tubuh, berubahnya minat
dan pola perilaku, sebagian besar remaja bersikap ambivelen terhadap setiap
perubahan.
4.
Masa Remaja
sebagai Usia Bermasalah
Masalah masa remaja sering menjadi
masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan.
Terdapat dua alasan bagi kesulitan itu. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak,
masalah anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga
kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena
para remaja merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya
sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru-guru.
5.
Masa Remaja
sebagai Masa Mencari Identitas
Identitas diri yang dicari remaja
berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarakat.
Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa? Apakah nantinya ia dapat menjadi
seorang suami atau ayah?...Apakah mampu percaya diri sekalipun latar belakang
ras atau agama atau nasionalnya membuat beberapa orang merendahkannya? Secara
keseluruhan, apakah ia akan berhasil atau akan gagal?
6.
Masa Remaja
sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan
Seperti ditunjukkan oleh Majeres,
“Banyak anggapan populer tentang remaja yang mempunyai arti yang bernilai, dan
sayangnya, banyak diantaranya yang bersifat negatif”. Anggapan strereotip
budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat
dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku merusak, menyebabkan orang
dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut
bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang
normal.
7.
Masa Remaja
sebagai Masa yang Tidak Realistik
Remaja cenderung memandang kehidupan
melalui kaca berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain
sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal
cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri
tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya emosi
yang merupakan ciri dari awal masa remaja. Semakin tidak realistik cita-citanya
semakin ia menjadi marah. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain
mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya
sendiri.
8.
Masa Remaja
sebagai Ambang Masa Dewasa
Dengan semakin mendekatnya usia
kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan strereotip
belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa.
Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh
karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan
status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan, dan
terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan
memberikan citra yang mereka inginkan.
1.
Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan
teman sebaya baik pria maupun wanita
2.
Mencapai peran sosial pria dan
wanita
3.
Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya
secara efektif
4.
Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang
bertanggung jawab
5.
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan
orang-orang dewasa lainnya
6.
Mempersiapkan karier ekonomi
7.
Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
Banyak kondisi dalam kehidupan
remaja yang turut membentuk pola kepribadian melalui pengaruhnya pada konsep
diri. Beberapa di antaranya sama dengan kondisi pada masa kanak-kanak, tetapi
banyak yang merupakan akibat dari perubahan-perubahan fisik psikologis yang
terjadi selama masa remaja. Yang terpenting di antaranya sebagai berikut:
1. Usia
Kematangan
Remaja yang matang lebih awal, yang diperlakukan seperti orang yang hampir
dewasa, mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan
diri dengan baik. Remaja yang matang terlambat, yang diperlakukan seperti
anak-anak, merasa salah dimengerti dan bernasib kurang baik sehingga cenderung
berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri.
2. Penampilan
Diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri meskipun
perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik. Tiap cacat fisik merupakan sumber
yang memalukan yang mengakibatkan perasaan rendah diri. Sebaliknya, daya tarik
fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang ciri kepribadian dan
menambah dukungan sosial.
3. Kepatutan
Seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat, dan perilaku membantu remaja
mencapai konsep diri yang baik. Ketidakpatutan seks membuat remaja sadar diri
dan hal ini memberi akibat buruk pada perilakunya.
4. Nama dan
Julukan
Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompok menilai namanya
buruk atau bila mereka memberi nama julukan yang bernada cemoohan.
5. Hubungan
Keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota
keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan
pola kepribadian yang sama. Bila tokoh ini sesama jenis, remaja akan tertolong
untuk mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis seksnya.
6. Teman-teman
Sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara.
Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep
teman-teman tentang dirinya dan kedua, ia berada dalam tekanan untuk
mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok.
7. Kreativitas
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatif dalam bermain dan
dalam tugas-tugas akademis, mengembangkan perasaan individualitas dan identitas
yang memberi pengaruh yang baik pada konsep dirinya. Sebaliknya, remaja yang
sejak awal masa kanak-kanak didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui
akan kurang mempunyai perasaan identitas dan individualitas.
8. Cita-cita
Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistik, ia akan mengalami
kegagalan. Hal ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu dari reaksi-reaksi
bertahan dimana ia menyalahkan orang lain atas kegagalannya. Remaja yang
realistik tentang kemampuannya lebih banyak mengalami keberhasilan daripada
kegagalan. Ini akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih
besar yang memberikan konsep diri yang lebih baik.
Pubertas
Kata pubertas berasal dari bahasa latin yang berarti
“usia kedewasaan” dan menurut istilah pubertas adalah periode dalam rentang
perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk
seksual. Seperti yang diterangkan oleh Root “masa puber adalah suatu tahap
dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai
kemampuan reproduksi.
Masa puber merupakan periode yang unik dan khusus yang
ditandai dengan oleh perubahan-perubahan perkemban puber beggan tertentu yang
tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan. Dimana masa puber
juga dinamakan periode tumpang tindih karena mencakup tahun akhir masa
kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. masa puber relatif merupakan
periode yang singkat, yang hanya sekitar dua sampai empat tahun. Anak yang
mengalami masa puber selama dua tahun atau kurang dianggap sebagai anak yang
cepat matang sedangkan yang memerlukan waktu sekitar tiga sampai emapat tahun
untuk peralihan menjadi remaja dianggap sebagai anak yang lambat matang.
Namun jarang sekali anak yang mengalami cepat puber begitu pula lambat puber.
Sehingga terjadi banyak perubahan sikap dan sifat yang menonjol terhadap
perubahan fisik, psikis, permainan-permainan dan terhadap anggota keluarga.
Masa pubertas dibagi beberapa tahap, yaitu :
1) Tahap prapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan
satu atau dua tahun terakhir pada masa kanak-kanak. Pada saat anak dianggap
sebagai “prapubertas” yaitu bukan lagi seorang anak tetapi belum juga
seorang remaja. dalam masa prapubertas (atau tahap”pematangan”), cirri-ciri
seks sekunder mulai tampak tetapi organ-organ reproduksi belum sepenuhnya
berkembang.
2) Tahap puber.
Tahap ini terjadi pada garis pembagi
antara masa kanak-kanakdan masa remaja. saat dimana criteria kematangan
seksualmuncul haid pada anak perempuan dan pengalaman mimpi basah pertama kali
di malam hari pada anak laki-laki. Selama tahap remaja “matang”,cirri-ciri
seks sekunder terus berkembang dan sel-sel diproduksi dalam organ-organ seks.
3) Tahap pascapuber.
Tahap ini bertumpang tindih dengan
tahun pertama atau kedua masa remaja. selam tahap ini, cirri-ciri sekunder
telah berkembang baik dan organ-organ seks mulai berfungsi secara matang.
Perubahan-perubahan
pesat yang terjadi selama masa puber menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu
dan tidak aman, dan dalam banyak kamus mengakibatkan perilaku yang kurang baik
sehingga masa ini juga disebut fase negative” sebab terdapat sikap dan
sifat-sifat negative yang belum pernah terlihat dalam masa kanak-kanak. Sifat
dan sikap negative merupakan ciri awal dari masa puber. Dunber juga
menyatakan : “selama periode puber berkembang mengalami perubahan dalam
tubuh, perubahan dalam status termasuk penampilan,pakaian, milik, jangkauan
pilihan, dan perubahan dalam sikap terhadap seks dan lawan jenis. Kesemuanya
meliputi hubungan orang tuaaa anak yang berubah dan perubahan dalam
peraturan-peraturan yang dikenakan anak muda.”
v Kriteria
Pubertas
Kriteria
yang paling sering digunakan untuk menentukan timbulnya pubertas dan untuk
memastikan tahap pubertas tertentu yang telah dicapai adalah haid, mimpi basah
atau basah malam, bukti yang diperoleh dari analisis kimia terhadap air seni
dan foto sinar X dari perkembangan tulang.
Dan
kondisi-kondisi yang menyebabkan perubahan pubertas, ialah :
a) Peran kelenjar pituitary
Kelenjar pituitary mengeluarkan dua
hormon, hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentuka besarnya individu,
dan hormon gonadotrofik yang merangsang gonat untuk meningkatkan kegiatan.
Sebelum masa puber secara bertahap jumlah hormon gonadotrofik semakin bertambah
dan kepekaan gonat terhadap hormon gonadrotrofik dan peningkatan kepekaan juga
semakin bertambah, dalm keadaan demikianlah perubahan-perubahan pada masa puber
mulai terjadi.
b) Peranan gonad
Dengan pertumbuhan dan perkembangan gonad,
organ –organ seks yaitu ciri-ciri seks primer-bertambah besar dan fungsinya
menjadi matang, dan cirri-ciri seks sekunder seperti rambut kemaluan mulai
berkembang.
c) Interaksi kelenjar pituitary dan
gonad
Homon yang dikeluarkan oleh gonad,
yang telah di rangsang oleh hormon gonadotrofik yang dikeluarkan oleh kelenjar
pituitary, selanjutnya telah bereaksi terhadap kelenjar ini dan menyebabkan
secara berangsur-angsur penurunan jumlah hormon pertumbuhan yang dikeluarkan
sehingga menghentikan proses pertumbuhan. Interaksi antara hormon gonadotrofik
dan gonad berlangsung terus sepanjang reproduksi individu, dan lambat laun
berkurang menjelang wanita mendekati menopause dan pria mendekati
climakterik.
Pertumbuhan
dan perkembangan pesat yang terjadi selama masa puber sebagian bergantung pada
factor keturunan, yang mempengaruhi kelenjar-kelenjar endokrin, dan sebagian
lagi tergantung pada factor lingkungan . yang terpenting dari factor lingkungan
adalah gizi. Gizi yang buruk pada masa kanak-kanak menyebabkan berkurangnya
reproduksi hormon pertumbuhan. Gizi yang baik mempercepat produksi hormon
tersebut. Gangguan emosional dapat mempengaruhi pertumbuhan karena
mengakibatkan produksi adrenal steroid yang berlebihan yang merugikan hormon
pertumbuhan.
Kalau pertumbuhan
pesat masa puber tergantung oleh penyakit, gizi yang buruk atau ketegangan
emosiaonal yang berlangsung lama, maka akan terjadi penundaan penyatuan
tulang-tulang sehingga anak tidak mencapai tinggi tubuh yang sempurna.
v Karakteristik
dan Tugas Perkembangan pada Masa pubertas
a. Perkembangan
fisik
Pada masa pubertas proportas tubuh
menjadi lebih besar, karena terlebih dahulu dalam pencapaian kematangan dari
pada organ-organ yang lain. Id Pada fase ini di tandai dengan dua ciri seks,
yaitu seks primer dan seks sekunder. Dimana seks primer ditandai dengan adanya
haid bagi perempuan dan mimpi basah bagi laki-laki.
Dan Ciri-ciri seks sekunder
laki-laki dan perempuan, yaitu :
Laki-laki
|
Perempuan
|
Suara
Suara berubah semenjak
rambut kemaluan timbul. Mula-mula suara menjadi serak dan kemudian tinggi
semakin menurum, volumenya meningkat dan mencapai pada yang lebih enak. Suara
yang pecah sering terjadi kalau kematangan berjalan pesat.
|
Suara
suara menjadi lebih penuh dan
lebih semakin merdu. Suara serak atau suara yang pecah jarang terjadi pada
anak perempuan.
|
Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, tidak
jernih, warnanya pucat dan pori-pori meluas.
|
Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, lebih
tebal agak pucat, dan lubang berpori-pori membesar.
|
Rambut
Rambut kemaluan timbula sekitar
setahun setelah testes dan penis mulai membesar. Rambut ketiak dan rambur di
wajah timbul kalau pertumbuhan rambut kemaluan hamper selesai, demikian pula
rambut tubuh. Pada mulanya rambut yang tumbuh hanya sedikit, halus dan warna
terang. Kemudian menjadi lebih gelap, lebih kasar, lebih subur, dan agak
keriting.
|
Rambut
Rambut kemaluan timbul setelah
pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu di wajah mulai
tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan
terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan
agak keriting
|
Otot
Otot-otot bertambah besar dan
kuat, sehingga member bentuk pada lengan, tungkai kaki, dan bahu.
|
Otot
Otot semakin besar dan semakin
kuat, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga
memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki.
|
Benjolan dada
Benjolan-benjolan kecil disekitar
kelenjar susu pria timbul sekitar usia dua belas dan empat belas tahun. Ini
berlansung selam beberapa minggu dan kemudian menurun baik jumlahnya maupun
besarnya.
|
Payudara
Segera setelah pinggul mulai
membesar, payudara juag mulai berkembang. Putting susu membesar dan menonjol,
dan dengan berkembangnya kelenjar susu payudara menjadi besar dan lebih
bulat.
|
Kelenjar
Kelenjar lemak atau yang
memproduksi minyak dalam kulit semakin membesar dan menjadi lebih aktif,
sehingga dapat menumbuhkan jerawat. Kelenjar keringat di ketiak mulai
berfungsi dan keringat bertambah banyak dengan berjalannya masa puber.
|
Kelenjar
Kelenjar lemak dan kelenjar
keringat menjadi lebih aktif. umbatan kelenjar minyak dapat menyebabkan
jerawat. Kelenjar keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya
menusuk dan sebelum masa haid.
|
|
Pinggul
Pinggul menjadi bertambah lebih
lebar dan bulat sebagi akibat membesarnya ylang pinggul dan berkembangnya
lemak bawah kulit.
|
b. Perkembangan
kognitif (intelektual)
Pada masa
puber ini , mereka mulai lebih berfikir logis tentang sesuatu yang gagasan yang
abstrak. Namun pada masa puber ini banyak factor yang menyebabkan cara berfikir
mereka berubah karena factor-faktor eksternal seperti lingkungan. Sehingga
menyebabkan kebanyakan dari prestasi mereka rendah. Dengan cepatnya pertumbuhan
fisik maka tenaga menjadi melemah. Ini mengakibatkan keseganan untuk bekerja
dan bosan pada tiap kegiatan yang melib atkan usaha individu. Prestasi
belajar rendah yang biasa terjadi sekitar kelas empat dan lima , pada saat
gairah bersekolah berubah menjadi tidak bergairah, pada umunya mencapai
puncaknya selama masa puber.
c.
Perkembangan
moral
Melalui
pengalamanatau berinteraksi social dengan orang tua, guru, teman sebaya, atau
orang-orang sekitarnya, tingkat moralitas sudah lumayan matang daripada usia
anak. Mereka lebih mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep –konsep
morlitas namun lebih sering mereka melanggarnya. Tidak sedikit anak yang
melampaui masa puber tanpa mengembangkan konsep diri kurang menyenangkan.
Banyak hal yang menyebabkan konsep diri kurang baik misalnya karena alasan
pribadi dan dan alasan lingkungan. Anak puber cenderung tidak social
(antagonism social) bahkan mungkin berperilaku anti social sehingga sering
membantah dan menentang. Permusuhan terbuka antara dua seks yang berlainan di
ungkapkan dalam kritik dan komentar yang merendahkan, sehingga
mempengaruhi sikap orang lain terhadap dirinya. Akibatnya, anak puber tidak
menikmati dukungan social yang pada waktu lalu di peroleh dan hal ini juga
tidak di harapkan.
d. Perkembangan
emosi
Masa puber
merupakan puncak emosional, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan
fisik, terutama organ-organ seksual mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan-perasaan
dan dorongan-dorongan baru yang dialami sebelumnya, seperti perasaan cinta,
rindu, dan keingianan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada
masa puber, perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitive dan reaktif
yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi social, emosinya
bersifat negative dan temperamental (mudah tersinggug /marah, atau mudah sedih
/murung.
e.
Perkembangan
agama
Pada masa
ini perubahan jasmani yang cepat, sehingga memungkinkan terjadinya kegocangan
emosi, kecemasan, dan kekhawatiran. Bahkan kepercayaan agama pada masa
sebelumnya, mungkin pula mengalami kegoncangan. Kepercayaan pada Tuhan
kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi berkurang yang
terlihat pada cara ibadahnya yang kadang-kadang rajin dan kadang-kadang malas.
Penghayatan rohani cenderung skeptic(was-was) sehingga muncul keengganan dan
kemalasan untuk melakukan berbagai kegiatan ritual. Factor yang lain adalah
menginginkan suatu kebebasan dan tidak mau terikat oleh norma-norma dan
atiran-aturan.
f.
Perkembangan
kepribadian
Masa puber
merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan dan integrasi kepribadian.
Factor-faktor dan pengalaman baru yang tampak terjadinya perubahan kepribadian
pada masapuber, meliputi: (1) memperoleh perubahan bentuk fisik dan psikis; (2)
kematangan seksual yang disertai dengan dorongan-dorongan dan emosi baru; (3)
Dengan berjalannya masa puber, kesadaran terhadap diri sendiri, keinginan untuk
mengarahkan diri dan mengevaluasi kembali tentang stadar (norma), tujuan, dan
cita-cita ; (4) kebutuhan akan persahabatan yang bersifat heteroseksual,
berteman dengan pria atau wanita.
g. Perkembangan
seksual
Dalam kehidupan masa puber, mereka mulai tertarik kepada lawan jenis. Dan sudah
memulai memperhatikan penampilannya, seperti menggunakan baju yang sesuai atau
diarsa serasi dan cocok dengan dirinya, serta mulai mencoba-coba mengikuti
berbagai model atau tren seperti gaya rambut, model baju,dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar