Rabu, 12 April 2017


RESUME
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Description: https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSMq9MyYhlHiLwS4Oc2xTkOOmmL6il07i3ajK_TXHcydEyb8YBC
Disusun Oleh :
NAMA                :        OLVI WULAN NARI
NIM                     :        ACC 115 008


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PALANGKA RAYA
2016



KAREKTERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU

Manusia objek filsafat :
*      Objek formal adalah membicarakan hahikat manusia
*      Objek materia adalah keadaan manusia dan berbagai kondisinya

Manusia bisa dididik, berpikir, dan dibentuk. Salah satu cara untuk membentuk manusia yaitu :
*      Diajar
*      Diberi petunjuk
*      Diberi pembinaan
*      Diarahkan, dll.

Manusia memiliki ciri khas dan kemampuan tertentu dari dalam potensi diri sendiri. Manusia memiliki keseimbangan dari segi :
*      Keseimbangan jasmani dan rohani
*      Keseimbangan individu dan sosial
*      Keseimbangan dunia dan akhirat

HAKIKAT INDIVIDU
Anak lahir membawa karakter masing-masing karakteristik anak dipengaruhi oleh faktor :
*      Keturunan
*      Lingkungan

Perbedaan individu menurut Garry :
*      Perbedaan fisik : usia, berat badan, jenis kelamin, pandangan, dan kepribadian.
*      Perbedaan sosial : termasuk sosial, ekonomi, keluarga, dan agama.

Menurut Bloom : kognitif, spikomotorik, dan kognitif.



INDIVIDU DAN LINGKUNGAN
Teori-Teori Perkembangan
1)      Teori Asosiasi
Perkembangan terjadi oleh karena adanya unsur – unsur yang berasosiasi, sehingga sesuatu yang semula bersifat simpel (unsur yang sedikit) semakin lama semakin banyak dan kompleks.
2)      Teori Gestalt
Proses perkembangan bukan berlangsung dari sesuatu yang simpel ke sesuatu yang kompleks, melainkan berlangsung dari sesuatu yang bersifat global ( menyeluruh tetapi samar – samar ) makin lama makin dalam keadaan jelas, nampak bagian – bagian keseluruhan itu.
3)      Teori Sosialisasi
Proses perkembangan itu adalah proses sosialisasi dari sifat individualis.
4)      Teori Freudism
Perkembangan adalah proses individu untuk memperoleh suatu moral. Sehingga  proses ini menggunakan masyarakat sebagai faktor utama.

Interaksi Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan
Hereditasdanlingkungan merupakan satu kesatuan yangsalingmelengkapi. Contohnya ada seorang anak yangpembawaannya (intelegensi)kurangbaik, tetapi denganadanya doronganlingkunganmakaseseorangakandapatmengembangkan intelegensinyasecaramaksimal.

Lingkungan Memperbesar dan Memperkecil Individu
Lingkungan memperbesar individu adalah lingkungan yang tidak menghambat perkembangan suatu individu sehingga individu tersebut dapat berkembang secara maksimal.
Lingkungan memperkecil individu adalah lingkungan yang menghambat perkembangan suatu individu sehingga individu tersebut tidak dapat berkembang secara maksimal.


MASA PERKEMBANGAN SETELAH MASA ANAK-ANAK DAN MENUJU MASA DEWASA DAN PUBERTAS
3 bagian pada masa remaja :

1.         Remaja Awal (12-15 Tahun) : Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun sebelum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa.
2.         Remaja Pertengahan  (15-18 Tahun) : Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri.Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis.Maka dari perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal maka pada rentan usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirnya.
3.         Remaja Akhir  (18-21 Tahun) : Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.
1.      Masa Remaja sebagai Periode yang Penting
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.

2.      Masa Remaja sebagai Periode Peralihan
Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke masa dewasa, dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.
3.      Masa Remaja sebagai Periode Perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun maka perubahan sikap dan perilaku menurun juga.
Ada lima perubahan yang sama yang hampir bersifat universal. Meningginya emosi, perubahan tubuh, berubahnya minat dan pola perilaku, sebagian besar remaja bersikap ambivelen terhadap setiap perubahan.
4.      Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah
Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan bagi kesulitan itu. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru-guru.
5.      Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa? Apakah nantinya ia dapat menjadi seorang suami atau ayah?...Apakah mampu percaya diri sekalipun latar belakang ras atau agama atau nasionalnya membuat beberapa orang merendahkannya? Secara keseluruhan, apakah ia akan berhasil atau akan gagal?
6.      Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan
Seperti ditunjukkan oleh Majeres, “Banyak anggapan populer tentang remaja yang mempunyai arti yang bernilai, dan sayangnya, banyak diantaranya yang bersifat negatif”. Anggapan strereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.

7.      Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik
Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja. Semakin tidak realistik cita-citanya semakin ia menjadi marah. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri.
8.      Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa
Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan strereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
1.      Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
2.        Mencapai peran sosial pria dan wanita
3.      Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
4.      Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
5.      Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
6.      Mempersiapkan karier ekonomi
7.      Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
8.      Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis


Banyak kondisi dalam kehidupan remaja yang turut membentuk pola kepribadian melalui pengaruhnya pada konsep diri. Beberapa di antaranya sama dengan kondisi pada masa kanak-kanak, tetapi banyak yang merupakan akibat dari perubahan-perubahan fisik psikologis yang terjadi selama masa remaja. Yang terpenting di antaranya sebagai berikut:

1.      Usia Kematangan
Remaja yang matang lebih awal, yang diperlakukan seperti orang yang hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik. Remaja yang matang terlambat, yang diperlakukan seperti anak-anak, merasa salah dimengerti dan bernasib kurang baik sehingga cenderung berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri.
2.      Penampilan Diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri meskipun perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik. Tiap cacat fisik merupakan sumber yang memalukan yang mengakibatkan perasaan rendah diri. Sebaliknya, daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang ciri kepribadian dan menambah dukungan sosial.
3.      Kepatutan Seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat, dan perilaku membantu remaja mencapai konsep diri yang baik. Ketidakpatutan seks membuat remaja sadar diri dan hal ini memberi akibat buruk pada perilakunya.
4.      Nama dan Julukan
Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompok menilai namanya buruk atau bila mereka memberi nama julukan yang bernada cemoohan.
5.      Hubungan Keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Bila tokoh ini sesama jenis, remaja akan tertolong untuk mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis seksnya.
6.      Teman-teman Sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman tentang dirinya dan kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok.
7.      Kreativitas
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatif dalam bermain dan dalam tugas-tugas akademis, mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang memberi pengaruh yang baik pada konsep dirinya. Sebaliknya, remaja yang sejak awal masa kanak-kanak didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui akan kurang mempunyai perasaan identitas dan individualitas.
8.      Cita-cita
Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistik, ia akan mengalami kegagalan. Hal ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu dari reaksi-reaksi bertahan dimana ia menyalahkan orang lain atas kegagalannya. Remaja yang realistik tentang kemampuannya lebih banyak mengalami keberhasilan daripada kegagalan. Ini akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih besar yang memberikan konsep diri yang lebih baik.

Pubertas
Kata pubertas berasal dari bahasa latin yang berarti “usia kedewasaan” dan menurut istilah pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Seperti yang diterangkan oleh Root “masa puber adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi.
 Masa puber merupakan periode yang unik dan khusus yang ditandai dengan oleh perubahan-perubahan perkemban puber beggan tertentu yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan. Dimana masa puber juga dinamakan periode tumpang tindih karena mencakup tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. masa puber relatif merupakan periode yang singkat, yang hanya sekitar dua sampai empat tahun. Anak yang mengalami masa puber selama dua tahun atau kurang dianggap sebagai anak yang cepat matang sedangkan yang memerlukan waktu sekitar tiga sampai emapat tahun untuk peralihan menjadi remaja dianggap sebagai anak yang lambat matang.  Namun jarang sekali anak yang mengalami cepat puber begitu pula lambat puber. Sehingga terjadi banyak perubahan sikap dan sifat yang menonjol terhadap perubahan fisik, psikis, permainan-permainan dan terhadap anggota keluarga.

 Masa pubertas dibagi beberapa tahap, yaitu :
1)      Tahap prapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan satu atau dua tahun terakhir pada masa kanak-kanak. Pada saat anak dianggap sebagai “prapubertas” yaitu bukan lagi seorang anak tetapi belum juga seorang remaja. dalam masa prapubertas (atau tahap”pematangan”), cirri-ciri seks sekunder mulai tampak tetapi organ-organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang.
2)      Tahap puber.
Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanakdan masa remaja. saat dimana criteria kematangan seksualmuncul haid pada anak perempuan dan pengalaman mimpi basah pertama kali di malam hari pada anak laki-laki. Selama tahap remaja “matang”,cirri-ciri seks sekunder terus berkembang dan sel-sel diproduksi dalam organ-organ seks.
3)      Tahap pascapuber.
Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau kedua masa remaja. selam tahap ini, cirri-ciri sekunder telah berkembang baik dan organ-organ seks mulai berfungsi secara matang.
Perubahan-perubahan pesat yang terjadi selama masa puber menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman, dan dalam banyak kamus mengakibatkan perilaku yang kurang baik sehingga masa ini juga disebut fase negative” sebab terdapat sikap dan sifat-sifat negative yang belum pernah terlihat dalam masa kanak-kanak. Sifat dan sikap negative merupakan ciri awal dari masa puber.  Dunber juga menyatakan : “selama periode puber berkembang mengalami perubahan dalam tubuh, perubahan dalam status termasuk penampilan,pakaian, milik, jangkauan pilihan, dan perubahan dalam sikap terhadap seks dan lawan jenis. Kesemuanya meliputi hubungan orang tuaaa anak yang berubah dan perubahan dalam peraturan-peraturan yang dikenakan anak muda.”



v  Kriteria Pubertas
Kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan timbulnya pubertas dan untuk memastikan tahap pubertas tertentu yang telah dicapai adalah haid, mimpi basah atau basah malam, bukti yang diperoleh dari analisis kimia terhadap air seni dan foto sinar X dari perkembangan tulang.
 Dan kondisi-kondisi yang menyebabkan perubahan pubertas, ialah :
a)      Peran kelenjar pituitary
Kelenjar pituitary mengeluarkan dua hormon, hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentuka besarnya individu, dan hormon gonadotrofik yang merangsang gonat untuk meningkatkan kegiatan. Sebelum masa puber secara bertahap jumlah hormon gonadotrofik semakin bertambah dan kepekaan gonat terhadap hormon gonadrotrofik dan peningkatan kepekaan juga semakin bertambah, dalm keadaan demikianlah perubahan-perubahan pada masa puber mulai terjadi.
b)      Peranan gonad
Dengan pertumbuhan dan perkembangan gonad, organ –organ seks yaitu ciri-ciri seks primer-bertambah besar dan fungsinya menjadi matang, dan cirri-ciri seks sekunder seperti rambut kemaluan mulai berkembang.
c)      Interaksi kelenjar pituitary dan gonad
Homon yang dikeluarkan oleh gonad, yang telah di rangsang oleh hormon gonadotrofik yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary, selanjutnya telah bereaksi terhadap kelenjar ini dan menyebabkan secara berangsur-angsur penurunan jumlah hormon pertumbuhan yang dikeluarkan sehingga menghentikan proses pertumbuhan. Interaksi antara hormon gonadotrofik dan gonad berlangsung terus sepanjang reproduksi individu, dan lambat laun berkurang  menjelang wanita mendekati menopause dan pria mendekati climakterik.

Pertumbuhan dan perkembangan pesat yang terjadi selama masa puber sebagian bergantung pada factor keturunan, yang mempengaruhi kelenjar-kelenjar endokrin, dan sebagian lagi tergantung pada factor lingkungan . yang terpenting dari factor lingkungan adalah gizi. Gizi yang buruk pada masa kanak-kanak menyebabkan berkurangnya reproduksi hormon pertumbuhan. Gizi yang baik mempercepat produksi hormon tersebut. Gangguan emosional dapat mempengaruhi pertumbuhan karena mengakibatkan produksi adrenal steroid yang berlebihan yang merugikan hormon pertumbuhan.
Kalau pertumbuhan pesat masa puber tergantung oleh penyakit, gizi yang buruk atau ketegangan emosiaonal yang berlangsung lama, maka akan terjadi penundaan penyatuan tulang-tulang sehingga  anak tidak mencapai tinggi tubuh yang sempurna.

v  Karakteristik dan Tugas Perkembangan pada Masa pubertas
a.      Perkembangan fisik
Pada masa pubertas proportas tubuh menjadi lebih besar, karena terlebih dahulu dalam pencapaian kematangan dari pada organ-organ yang lain. Id Pada fase ini di tandai dengan dua ciri seks, yaitu seks primer dan seks sekunder. Dimana seks primer ditandai dengan adanya haid bagi perempuan dan mimpi basah bagi laki-laki.

 Dan Ciri-ciri seks sekunder laki-laki dan perempuan, yaitu :
Laki-laki
Perempuan
Suara
 Suara berubah semenjak rambut kemaluan timbul. Mula-mula suara menjadi serak dan kemudian tinggi semakin menurum, volumenya meningkat dan mencapai pada yang lebih enak. Suara yang pecah sering terjadi kalau kematangan berjalan pesat.
Suara
suara menjadi lebih penuh dan lebih semakin merdu. Suara serak atau suara yang pecah jarang terjadi pada anak perempuan.
Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat dan pori-pori meluas.
Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal agak pucat, dan lubang berpori-pori membesar.
Rambut
Rambut kemaluan timbula sekitar setahun setelah testes dan penis mulai membesar. Rambut ketiak dan rambur di wajah timbul kalau pertumbuhan rambut kemaluan hamper selesai, demikian pula rambut tubuh. Pada mulanya rambut yang tumbuh hanya sedikit, halus dan warna terang. Kemudian menjadi lebih gelap, lebih kasar, lebih subur, dan agak keriting.
Rambut
Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu di wajah mulai tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting
Otot
Otot-otot bertambah besar dan kuat, sehingga member bentuk pada lengan, tungkai kaki, dan bahu.
Otot
Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki.
Benjolan dada
Benjolan-benjolan kecil disekitar kelenjar susu pria timbul sekitar usia dua belas dan empat belas tahun. Ini berlansung selam beberapa minggu dan kemudian menurun baik jumlahnya maupun besarnya.
Payudara
Segera setelah pinggul mulai membesar, payudara juag mulai berkembang. Putting susu membesar dan menonjol, dan dengan berkembangnya kelenjar susu payudara menjadi besar dan lebih bulat.

Kelenjar
Kelenjar lemak atau yang memproduksi minyak dalam kulit semakin membesar dan menjadi lebih aktif, sehingga dapat menumbuhkan jerawat. Kelenjar keringat di ketiak mulai berfungsi dan keringat bertambah banyak dengan berjalannya masa puber.
Kelenjar
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. umbatan kelenjar minyak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya menusuk dan sebelum masa haid.

Pinggul
Pinggul menjadi bertambah lebih lebar dan bulat sebagi akibat membesarnya ylang pinggul dan berkembangnya lemak bawah kulit.

b.      Perkembangan kognitif (intelektual)
Pada masa puber ini , mereka mulai lebih berfikir logis tentang sesuatu yang gagasan yang abstrak. Namun pada masa puber ini banyak factor yang menyebabkan cara berfikir mereka berubah karena factor-faktor eksternal seperti lingkungan. Sehingga menyebabkan kebanyakan dari prestasi mereka rendah. Dengan cepatnya pertumbuhan fisik maka tenaga menjadi melemah. Ini mengakibatkan keseganan untuk bekerja dan bosan pada tiap kegiatan yang  melib atkan usaha individu. Prestasi belajar rendah yang biasa terjadi sekitar kelas empat dan lima , pada saat gairah bersekolah berubah menjadi tidak bergairah, pada umunya mencapai puncaknya selama masa puber.
c.       Perkembangan moral
Melalui pengalamanatau berinteraksi social dengan orang tua, guru, teman sebaya, atau orang-orang sekitarnya, tingkat moralitas sudah lumayan matang daripada usia anak. Mereka lebih mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep –konsep morlitas namun lebih sering mereka melanggarnya. Tidak  sedikit anak yang melampaui masa puber tanpa mengembangkan konsep diri kurang menyenangkan. Banyak hal yang menyebabkan konsep diri kurang baik misalnya karena alasan pribadi dan dan alasan lingkungan. Anak puber cenderung tidak social (antagonism social) bahkan mungkin berperilaku  anti social sehingga sering membantah dan menentang. Permusuhan terbuka antara dua seks yang berlainan di ungkapkan dalam kritik dan komentar yang merendahkan, sehingga   mempengaruhi sikap orang lain terhadap dirinya. Akibatnya, anak puber tidak menikmati dukungan social yang pada waktu lalu di peroleh dan hal ini juga tidak di harapkan.
d.      Perkembangan emosi
Masa puber merupakan puncak emosional, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama organ-organ seksual mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan-perasaan dan dorongan-dorongan baru yang dialami sebelumnya, seperti perasaan cinta, rindu, dan keingianan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada masa puber, perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitive dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi social, emosinya bersifat negative dan temperamental (mudah tersinggug /marah, atau mudah sedih /murung.
e.       Perkembangan agama
Pada masa ini perubahan jasmani yang cepat, sehingga memungkinkan terjadinya kegocangan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran.  Bahkan kepercayaan agama pada masa sebelumnya, mungkin pula mengalami kegoncangan. Kepercayaan pada Tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi berkurang yang terlihat pada cara ibadahnya yang kadang-kadang rajin dan kadang-kadang malas. Penghayatan rohani cenderung skeptic(was-was) sehingga muncul keengganan dan kemalasan untuk melakukan berbagai kegiatan ritual. Factor yang lain adalah menginginkan suatu kebebasan dan tidak mau terikat oleh norma-norma dan atiran-aturan.
f.       Perkembangan kepribadian
Masa puber merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan dan integrasi kepribadian. Factor-faktor dan pengalaman baru yang tampak terjadinya perubahan kepribadian pada masapuber, meliputi: (1) memperoleh perubahan bentuk fisik dan psikis; (2) kematangan seksual yang disertai dengan dorongan-dorongan dan emosi baru; (3) Dengan berjalannya masa puber, kesadaran terhadap diri sendiri, keinginan untuk mengarahkan diri dan mengevaluasi kembali tentang stadar (norma), tujuan, dan cita-cita ; (4) kebutuhan akan persahabatan yang bersifat heteroseksual, berteman dengan pria atau wanita.
g.      Perkembangan seksual
        Dalam kehidupan masa puber, mereka mulai tertarik kepada lawan jenis. Dan sudah memulai memperhatikan penampilannya, seperti menggunakan baju yang sesuai atau diarsa serasi dan cocok dengan dirinya, serta mulai mencoba-coba mengikuti berbagai model atau tren seperti gaya rambut, model baju,dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar