MAKALAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PENGARUH PUBERTAS PADA MASA REMAJA
Disusun Oleh :
NAMA : OLVI WULAN NARI
NIM : ACC 115 008
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PALANGKA RAYA
PALANGKA
RAYA
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan kasih karunianya
makalah ini dapat diselesaikan sebagai tugas yang telah diberikan pada mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik dengan waktu yang diharapkan.
Penulisan
makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bimbingan dan arahan dari berbagai
pihak, terutama kepada dosen bidang studi yang telah memberikan ilmu dan
bimbingannya.
Penulis
mengharapkan makalah ini dapat memberikan sumbangan ilmu yang dapat bermanfaat
khususnya bagi para pembaca, dan penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini
banya kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG MASALAH
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1.3 TUJUAN
PENULISAN
1.4 MANFAAT
PENULISAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
MASA PUBERTAS
2.2 CIRI-CIRI
MASA PUBERTAS
2.3 PERUBAHAN
FISIK MASA PUBERTAS
2.4 AKIBAT
DARI PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS TERHADAP SIKAP DAN TINGKAH LAKU
2.5 TUGAS
PERKEMBANGAN PADA MASA PUBERTAS
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG MASALAH
Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa
topan badai dan stress. Karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk
menentukan nasib sendiri, kalau terarah dengan baik maka ia akan menjadi
seorang individu yang memiliki tanggungjawab, tetapi kalau tidak terbimbing
maka bisa menjadi individu yang tak memiliki masa depan yang baik.
Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan
berlangsung sangat cepat. Itu dinamakan masa pubertas. Pada perempuan pubertas
ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki
ditandai dengan mimpi basah. Pubertas (berasal dari bahasa Latin “Pubescere”
artinya mendapat rambut kemaluan) yakni mas awal pematangan seksual. Pada masa
pubertas inilah terjadinya perubahan-perubahan besar dan dramatis da;am
perkembangan seorang anak, baik dala pertumbuhan atau perkembangan fisik,
kognitif, maupun dalam perkembangan psikososial anak. Waktu datangnya masa
pubertas tidak dapat diketahui secara pasti. Ada anak-anak yang memulai masa
pubertasnya pada usia yang lebih awal ada pula yang lebih belakangan. Biasanya
anak perempuan mulai memasuki masa pubertas lebih awal 2 tahun dibandingkan
dengan anak laki-laki. Menurut sejumlah ahli perkembangan, pada anak perempuan
pubertas terjadi pada usia 10 tahun, sedangkan pada anak laki-laki terjadi pada
usia 12 tahun.
Pada masa pubertas itulah perkembangan remaja perlu
adanya pengontrolan diri dari orang tua, masyarakat di lingkungan dimana mereka
berada. Karena pada masa itu remaja semakin mampu dalam pengamilan keputusan.
Remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam mengambil keputusan dibanding remaja
yang lebih muda, dimana mereka lebih kompeten dibandingkan anak-anak. Kemampuan
untuk mengambil keputusan tidak menjamin kemampuan itu diterapkan, karena dalam
kehidupan nyata, luasnya pengalaman adalah penting. Remaja perlu lebih banyak
peluang untuk mempraktekan dan mendiskusikan keputusan realistis. Dalam
beberapa hal, kesalahan pengambilan keputusan pada remaja mungkin terjadi
ketika dalam realitas yang menjadi masalah adalah prientasi masyarakat dan
kegagalan untuk memberi mereka pilihan-pilihan yang memadai. Untuk itu sebagai
orang tua, pendidi, dan masyarakat harus mengenal remaja itu pada tingkat
perkembangan dalam masa pubertas.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan masa
pubertas?
2.
Bagaimana ciri-ciri masa pubertas?
3.
Bagaimana perubahan fisik pada masa
pubertas?
4.
Apa akibat dari perubahan fisik
pada masa pubertas terhadap sikap dan perilaku?
5.
Apabila tugas perkembangan pada
masa pubertas?
1.3
TUJUAN
PENULISAN
1.
Bisa menjelaskan pengertian dari
masa pubertas
2.
Mengetahui ciri-ciri masa pubertas
3.
Nengetahui perubahan fisik pada
masa pubertas
4.
Mengetahui akibat dari perubahan
fisik pada masa pubertas terhadap sikap dan perilaku
5.
Mengetahui tugas perkembangan pada
masa pubertas
1.4
METODE PENULISAN
Metode yang dipakai dalam
penulisan makalah ini adalah :
1. Metode Pustaka
Yaitu metode yang dilakukan
dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari oustaka yang berhubungan dengan
alat, baik berupa buku maupun informasi internet.
2. Metode Diskusi
Yaitu mendapat data dengan
melakukan tanya jawab dengan teman-teman.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Masa Pubertas
Pubertas adalah periode dalam
rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi
makhluk seksual. Seperti diterangkan Root “masa puber adalah suatu tahap dalam
perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan
reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-perubahan dalam perubahan
somatic dan perspektif psikologis.”Pubertas adalah masa ketika seorang anak
mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas
dalam kehidupan kita biasanya dimulai saat kita berumur delapan hingga sepuluh
tahun dan berakhir lebih kurang dari usia 15 - 16 tahun. Pada masa ini memang
pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada perempuan pubertas
ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan paa laki-laki ditandai
dengan mimpi basah.
Pada saat seorang anak memasuki masa
pubertas,secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas
menjadikan seoranga anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk bereproduksi. Pada
saat pubertas, hormone seseorang menjadi aktif dalam mmproduksi dua enis
hormone (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan
pertumbuhan, yaitu : 1). Folloclestimulating Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing
Hormone (LH). Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan
Interstitial-cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan
testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormone-hormon tersebut di atas
merubah system biologis pada seorang anak. Anak perempuan akan mendapat
menstruasi sebagai pertanda bahwa system reproduksinya sudah aktif. Selain itu
terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dan lain-lain.
Anak laki-laki mulai memperlihatkan perubahan suara, otot, dan fisik lainnya
yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testoteron. Bentuk fisik mreka akan
berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia
remaja.
Karakteristik anak pada masa
pubertas antara lain: merasa dirinya sudah dewasa sehingga anak sering
membantah atau menentang, emosi tidak stabil sehingga anak pada masa ini
cenderung merasa sedih, marah, gelisah, khawatir, mengatur dirinya sendiri
sehingga terkesan egois, dan sangat mengutamakan kepentingan kelompok atau genk
sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan dan budaya baru yang sering
bertentangan dengan norma masyarakat, serta memiliki rasa eingintahuan yang
besar pada hal-hal baru yang mengakbatkan perilaku coba-coba tanpa didasari
dengan informasi yang benar dan jelas.
2.2
Ciri-ciri Masa Pubertas
Masa pubertas adalah periode yang
unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan perkembangan tertentu
yang tidak jelas dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan.
Ciri-ciri
masa pubertas yaitu :
2.2.1
Masa Pubertas Adalah Periode
Tumpang Tindih
Masa puber harus dianggap
sebagai periode tumpang tindih karena mencakup tahun akhr masa kanak-kanak dan
tahun awal masa remaja. Sampai anak matang secara seksual, ia akan dikenal
sebagai “Anak puber.” Setelah matang secara seksual, anak dikenal sebagai
“Remaja” atau “Remaja muda.”
2.2.2
Masa Pubertas Adalah Periode
yang Singkat
Dibandingkan dengan banyaknya
perubahan yang terjadi didalam maupun diluar tubuh, masa puber relative
merupakan periode yang singkat. Sekitar dua sampai empat tahun. Anak yang
mengalami masa puber selama dua tahun atau kurang dianggap sebagai anak yang
“cepat matang,” sedangkan yang memerlukan tiga sampai empat tahun untuk
menyelesaikan perakihan menadi remaja dianggap sebagai anak yang “lambat
matang.” Kelompok anak perempuan cenderung lebih cepat matang daripada kelompok
anak laki-laki, tetapi terdapat perbedaan yang mencolok dalam setiap kelompok.
2.2.3
Masa Pubertas Dibagi dalam
Tahap-tahap
Meskipun masa pubertas relative
mempunyai periode yang singkat dalam rentang kehidupan, namun masa pubertas
dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
·
Tahap Prapuber
Tahap ini merupakan tumpang tindih
dengan satu atau dua tahun masa kanak-kanak pada saat anak dianggap sebagai
“prapuber,” yaitu bukanlah seorang anak tetapi belum juga seorang remaja,
tetapi dia bia disebut tahap pematangan.
·
Tahap Puber
Tahap ini terjadi pada garis pembagi
antara masa kaak-kanak dan masa remaja, aat dimana criteria kematangan seksual
muncul haid pada anak perempuan dan pengalaman akan mimpi basah pertama kala di
malam hari pada anak laki-laki.
·
Tahap Pascapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan
tahun pertama atau tahun kedua remaja. Selama tahap ini, cirri-ciri seks
sekunder telah berkembang baik dan organ-organ seks telah berkembng dengan
matang.
2.2.4
Masa Pubertas Merupakan Masa
Pertumbuhan dan Perubahan yang Pesat
Perubahan-perubhan pesat yang
terjadiselama masa pubertas menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan
tidak nyaman, dan dalam banyak kasus mengakibatkan perilaku yang kurang baik.
Dalam membahas perubahan-perubahan ini, Dunbar menyatakan :
Selama periode ini anak yang sedang
berkembang mengalami berbagai perubahan dalam tubuh, perubahan status termasuk
penampilan pakaian, milik, jangkauan pilihan, dan perubahansikap terhadap seks
dan lawan jenis. Kesemuanya meliputi hubungan orang tua-anak yang berubah dan
perubahan dalam peraturan yang dikenakan kepada anak muda. Pesatnya pertumbuhan
dan perkembangan yang terjadi selama masa pubertas pasa umumnya disebut sebagai
“remaja tumbuh pesat.”
2.2.5
Masa Pubertas Merupakan Fase
Negatif
Bertahun-tahun yang lalu, Charlotte
Buhler menanamkan masa pubertas sebagai fase negatif. Istilah fase
menunjukankan periode yang berlangsung singkat, negative berarti bahwa individu
mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan atau kelihantannya kehilangan
sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang .
Terdapat bukti bahwa sikap dan
perilaku negative merupakan cirri dari bagian awl masa pubertas dan yang
terburuk dari fase ini akan berakhir bila individu secara seksual mejadi
matang.
2.2.6
Pubertas Terjadi Pada Berbagai
Usia
Pubertas dapat terjadi setiap saat
antara usia 5 tahun atau 6 tahun dan 19 tahun. Tetapi rata-rata anak perempuan
dalam kebudayaan Amerika saat ini menjadi matang secara seksual pada usia 13
tahun, dan laki-laki setahun kemudian. Juga terdapat perbedaan waktu yang perlu
untuk menyelesaikan proses perubahan masa pubertas. INi berkisar rata-rata
antara 2-4 tahun. Sedikit lebih singkat daripada waktu yang diperlukan anak
laki-laki. Variasi pada usia saat terjadinya pubertas dan dalam waktu yang
diperlukan untuk proses ini menimbulkan banyak masalah pribadi maupun social
bagi anak laki-laki dan anak perempuan.
2.3
Perubahan Fisik Pada Masa Pubertas
Selama pertumbuhan pada masa pubertas,
terjadi empat perubahan fisikpenting di mana tubuh anak dewasa yaitu perubahan ukuran
tubuh, perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer dan
perkembangan ciri-ciri seks sekunder.
2.3.1
Perubahan ukuran tubuh
Perubahan fisik utama pada masa puber
adalah perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan. Di antara anak-anak
perempuan,rata-rata peningkatan per tahun dalam tahun sebelum haid adalah 3
inci, tetapi peningkatan itu bisa jua terjadi 5 sampai 6 inci. Dua tahun
sebelum menstrusi peningkatan rata-rata adalah 2,5 inci. Jadi peningkatan
keseluruhan selama dua tahun sebelum menstrusi adalah 5,5 inci. Setelah
menstrusi, tingkat pertumbuhan menurun kira-kira 1 inci setahun dan berhenti
sekitar delapan belas tahun.
Bagi anak laki-laki, permulaan periode
pertumbuhan pesat tinggi tubuh dimulai rata-rata pada usia 12,8 tahun dan
rata-rata berakhir pada 15,3 tahun, dengan puncaknya pada empat belas tahun.
Peningkatan tinggi badan yang terbesar terjadi setahun sesudah dimulainya masa
puber. Sesudahnya, pertumbuhan menurun dan dan berlangsung lambat sampai usia
dua puluh atau dua uluh satu tahun. Karena periode pertumbuhan yang lebih lama,
anak laki-laki lebih tinggi daripada anak perempuan pada saat sudah matang.
Pertambahan berat tidak hanya karna
lemak,tetapi juga karena tulang dan jaringa otot bertambah besar. Jadi,
meskipun anak puber dengan pesat bertambah berat, tetapi seringkali
kelihatannya kurus dan kering. Pertambahan berat yang paling besar pada anak
perempuan terjadi sesaat sebelum dan sesudah menstrusi. Setelah itu pertambahan
berat badan hanya sedikit. Bagi anak laki-laki, pertambahan berat badan
maksimum terjadi setahun atau dua tahun setelah anak perempuan dan mencapai
puncaknya pada usia enam belastahun, setelah itu pertambahan berat badan hanya
sedikit.
Kegemukan selama masa puber bagi anak
laki-laki dan anak perempuan tidaklah aneh. Antara usia sepuluh dan dan dua
belas tahun, di sekitar permulaan terjadinya pertumbuhan pesat, anak cenderung
menumpuk lemak di perut, di sekitar puting susu, di pinggul dan paha, di pipi,
leher dan rahang. Lemak ini biasanya hilang setelah kematangan masa puber dan
pertumbuhan pesat tinggi badan dimulai, meskipun ada yang menetap sampai dua
tahun lebih selama awal masa puber.
2.3.2
Perubahan Proporsi Tubuh
Perubahan fisik pokok yang kedua adalah
perubahan proporsi tubuh. Daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya terlampau
kecil, sekarang menjadi terlampau besar karena kematangan tercapai lebih cepat
dari daerah-daerah tubuh yang lain. Ini tampak jelas pada hidung, kaki dan
tangan. Barulah pada bagian akhir masa remaja seluruh daerah tubuh mencpai
ukuran dewasa, meskipun perubahan besar terjadi sebelum masa puber usai.
Badan yang kurus dan panjang mulai
melebar di bagian pinggul dan bahu, dan ukuran pinggang berkembang. Pada
mulanya ukuran pinggang tampak tinggi karena kaki menjadi lebih panjang dari
badan. Dengan bertambah panjangnya badan, ukuran pinggang berkurang sehingga
memberikan perbandingan tubuh dewasa. Lebar pinggul dan bahu dipengaruhi oleh
usia kematangan. Anak laki-laki yang lebih cepat matang biasanya mempunyai
pinggul yang lebih lebar daripada anak yang lebih lambat matang, dan anak
perempuan yang lebih lambat matang mempunyai pinggul yang sedikit lebih besar
daripada anak yang cepat matang.
Tidak lama sebelum masa puber, tungkai
kaki lebih panjang daripada badan dan keadaan ini bertahan sampai sekitar usia
lima belas tahun. Pada anak yang lambat matang, pertumbuhan tungkai kaki
berlangsung lebih lama daripada anak yang cepat matang, sehingga tungkai kaki
lebih panjang. Tungkai kaki anak yang cepat matang cenderung pendek, gemuk
sedangkan tungkai kaki yang lambat matang pada umumnya lebih ramping.
Pola yang sama terjadi pada pertumbuhan
lengan, yang pertumbuhannya mendahului pertumbuhan pesat badan, sehingga
tampaknya terlalu panjang. Seperti halnya dengan pertumbuhan tungkai kaki,
pertumbuhan lengan dipengaruhi oleh usia kematangan. Anak-anak yang cepat
matang yang mempunyai tungkai kaki lebih pendek daripada tungkai kaki anak yang
lambat matang. Sampai pertumbuhan lengan dan tungkai kaki mendekati sempurna,
barulah tercapai perbandingan yang baik dengan tangan dan kaki, yang keduanya
mencapai ukurannya kematangan pada awal masa puber.
2.3.3
Ciri-ciri Seks Primer
Perubahan fisik pokok ketiga adalah
pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri seks primer, menunjukkan pada organ
tubuh yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri-ciri seks
primer ini ini berbeda antara anak laki-laki dan anak perempuan. Bagi anak
laki-laki, ciri-ciri seks primer yang sangat penting ditunjukkan dengan
pertumbuhan yang cepat dari batang kemaluan (penis) dan kantung kemaluan
(scrotum), yang mulai terjadi pada usia sekitar 12 tahun dan berlangsung
sekitar 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skrotum. Pada skrotum, terdapat
dua buah testis (bauh pelir) yang tergantung dibawah penis. Testis ini
sebenarnya telah ada sejak kelahiran, namun baru sekitar 10% dari ukuran
matang. Testis mencapai kematangan penuh pada usia 20 atau 21 tahun, yang
mula-mula terlihat pada peningkatan pajang penis, yang secara berangsur-angsur
bertambah besar.
Perubahan-perubahan pada ciri-ciri seks
primer pada pria ini sangat dipengaruhi oleh hormon, terutama hormon perangsang
yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak (pituitary gland). Hormon perangsang
pria ini merangsag testis, sehingga testis menghasilkan hormon testosteron dan
androgen serta spermatozoa. Sperma yang dihasilka dalam testis selama masa
remaja ini, memungkinkan untuk mengadakan reproduksi untuk pertama kalinya.
Karena itu, kadang-kadang sekitar usia 12 tahun, anak laki-laki kemungkinan
untuk mengalami penyemburan air mani (ejaculation of semen) mereka yang pertama
atau yang dikenal dengan istilah “mimpi basah”.
Sementara itu, pada anak perempuan, perubahan
ciri-ciri seks primer ditandai dengan munculnya periode menstruasi, yang
disebut dengan manarche, yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh gadis.
Terjadinya menstruasi yang pertama ini memberi petunjuk bahwa mekanisme
reproduksi anak perempuan telah matang, sehingga memungkinkan mereka untuk
mengandung dan melahirkan anak. Munculnya menstruasi pada perempuan ini sangat
dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium). Ovarium terletak dalam
rongga perut wanita bagian bawah, di dekat uterus yang berfungsi memproduksi
sel-sel (ovum) dan hormon-hormon estrogen dan progesteron. Hormon progresteron
bertugas untuk mematangkan dan mempersiapkan sel telur (ovum) sehingga siap
untuk dibuahi. Sedangkan hormon estrogen adalah hormon yang mempengaruhi
pertumbuhan sifat-sifat kewanitaan pada tubuh seseorang. Hormon ini juga
mengatur siklus menstruasi.
Oleh sebab itu, menstruasi pertama pada
seorang gadis didahului oleh sejumlah perubahan lain, yang meliputi pembesaran
payudara, kemunculan rambut di sekitar daerah kelamin, pembesaran pinggul daan
bahu. Selanjutnya, ketika percepatan pertumbuhan mencapai puncaknya, maka
ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat.
2.3.4
Perubahan
Ciri-ciri Seks Sekunder
Perubahan fisik pokok ketiga adalah pertumbuhan
dan perkembangan ciri-ciri seks primer, menunjukkan pada organ tubuh yang
secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri-ciri seks primer ini
ini berbeda antara anak laki-laki dan anak perempuan. Bagi anak laki-laki,
ciri-ciri seks primer yang sangat penting ditunjukkan dengan pertumbuhan yang
cepat dari batang kemaluan (penis) dan kantung kemaluan (scrotum), yang mulai
terjadi pada usia sekitar 12 tahun dan berlangsung sekitar 5 tahun untuk penis
dan 7 tahun untuk skrotum. Pada skrotum, terdapat dua buah testis (bauh pelir)
yang tergantung dibawah penis. Testis ini sebenarnya telah ada sejak kelahiran,
namun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Testis mencapai kematangan penuh
pada usia 20 atau 21 tahun, yang mula-mula terlihat pada peningkatan pajang
penis, yang secara berangsur-angsur bertambah besar.
Perubahan-perubahan pada ciri-ciri seks
primer pada pria ini sangat dipengaruhi oleh hormon, terutama hormon perangsang
yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak (pituitary gland). Hormon perangsang
pria ini merangsag testis, sehingga testis menghasilkan hormon testosteron dan
androgen serta spermatozoa. Sperma yang dihasilka dalam testis selama masa
remaja ini, memungkinkan untuk mengadakan reproduksi untuk pertama kalinya.
Karena itu, kadang-kadang sekitar usia 12 tahun, anak laki-laki kemungkinan
untuk mengalami penyemburan air mani (ejaculation of semen) mereka yang pertama
atau yang dikenal dengan istilah “mimpi basah”.
Sementara itu, pada anak perempuan,
perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan munculnya periode menstruasi,
yang disebut dengan manarche, yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh
gadis. Terjadinya menstruasi yang pertama ini memberi petunjuk bahwa mekanisme
reproduksi anak perempuan telah matang, sehingga memungkinkan mereka untuk
mengandung dan melahirkan anak. Munculnya menstruasi pada perempuan ini sangat
dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium). Ovarium terletak dalam
rongga perut wanita bagian bawah, di dekat uterus yang berfungsi memproduksi sel-sel
(ovum) dan hormon-hormon estrogen dan progesteron. Hormon progresteron bertugas
untuk mematangkan dan mempersiapkan sel telur (ovum) sehingga siap untuk
dibuahi. Sedangkan hormon estrogen adalah hormon yang mempengaruhi pertumbuhan
sifat-sifat kewanitaan pada tubuh seseorang. Hormon ini juga mengatur siklus
menstruasi.
Oleh sebab itu, menstruasi pertama pada
seorang gadis didahului oleh sejumlah perubahan lain, yang meliputi pembesaran
payudara, kemunculan rambut di sekitar daerah kelamin, pembesaran pinggul daan
bahu. Selanjutnya, ketika percepatan pertumbuhan mencapai puncaknya, maka
ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat.
2.4
Akibat Perubahan Fisik Masa
Pubertas Terhadap Sikap dan Perilaku
akibat yang luas dari masa puber pada
keadaan fisik anak juga mempengaruhi sikap dan perilku. Namun ada bukti yang
menunjukkan bahwa perubahan dalam sikap dan perilaku yang terjadi pada saat ini
lebih merupakan akibat dari perubahan sosial daripada perubahan kelenjar yang
berpengaruh pada keseimbagan tubuh. Semakin sedikit simpati dan pengertian yang
diterima anak puber dari orang tua, kakak-asik, guru-guru dan teman-teman, dan
semakin besarnya harapan sosial pada periode ini, semakin besar akibat
psikologis dari perubahan-perubahan fisik.
Perubahan masa puber terhadap sikap dan perilaku yang paling
umum, paling serius, dan paling kuat seperti dipaparkan dibawah ini.
2.4.1 Ingin Meyendiri
Kalau perubahan pada masa puber mulai
terjadi anak-anak biasanya menarik diri dari teman-temannya dan dari berbagai
kegiatan keluarga dan sering bertengkar dengan teman-teman dan anggota
keluarga. Gejala menarik diri ini mencakup ketidakinginan berkomunikasi dengan
orang-orang lain.
2.4.2 Bosan
Anak puber bosan dengan permainan yang
sebelumnya amat digemari, tugas-tugas sekolah,kegiatan sosial dan kehidupan
pada umumnya. Akibatnya, anak sedikit sekali bekerja sehingga prestasi
diberbagai bidang cenderung menurun.
2.4.3 Inkoordinasi
Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang
mempengaruhi pola koordinasi gerakan dan anak akan merasa kikuk dan janggal
selama beberapa waktu. Setelah pertumbuhan melambat, koordinasi akan membaik
secara bertahap.
2.4.4 Antagonisme Sosial
Anak puber seringkali tidak mau bekerja
sama, sering membantah dan menentang. Permusuhan terbuka antara dua jenis
kelamin berlainan di ungkapkan dalam kritik dan komentar-komentar yang
merendahkan. Dengan berlanjutnya masa puber, anak kemudian menjadi lebih ramah,
lebih dapat bekerja sama dan lebih sabar kepada orang lain.
2.4.5 Emosi yang Meninggi
Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan
kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan
ciri-ciri bagian awal masapuber. Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah
dan cepat marah. Sedih, mudah marahn suasana hati yang negatif sangat sering
terjadi selama masa prahaid dan awal periode haid. Dengan semakin matangnya
keadaan fisik, ketegangan mulai berkurang dan anak sudah mulai mampu
mengendalikan emosinya.
2.4.6 Hilangnya Kepercayaan Diri
Anak-anak yang tadinya sangat yakin
pada diri sendiri, sekarang menjadi kurang percaya diri dan takut akan
kegagalan karena daya tahan fisik menurun dan karena kritik yang bertubi-tubi
dari orang tua dan teman-temannya. Banyak anak laki-laki dan perempuan setelah
masa puber mempunyai perasaan rendah diri.
2.4.7 Terlalu Sederhana
Perubahan tubuh yang terjadi selama
masa puber menyebabkan anak menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya
karena takut orang lain akan memperhatikan perubahan yang dialaminya dan
memberi komentar yang buruk.
2.5
Tugas Perkembangan Pada Masa Pubertas
2.5.1 Perkembangan Fisik
Pada masa pubertas proportas tubuh
menjadi lebih besar, karena terlebih dahulu dalam pencapaian kematangan dari
pada organ-organ yang lain. Id Pada fase ini di tandai dengan dua ciri seks,
yaitu seks primer dan seks sekunder. Dimana seks primer ditandai dengan adanya
haid bagi perempuan dan mimpi basah bagi laki-laki.
2.5.2 Perkembangan Kognitif (Intelektual)
Pada masa puber ini , mereka mulai
lebih berfikir logis tentang sesuatu yang gagasan yang abstrak. Namun pada masa
puber ini banyak factor yang menyebabkan cara berfikir mereka berubah karena
factor-faktor eksternal seperti lingkungan. Sehingga menyebabkan kebanyakan
dari prestasi mereka rendah. Dengan cepatnya pertumbuhan fisik maka tenaga
menjadi melemah. Ini mengakibatkan keseganan untuk bekerja dan bosan pada tiap
kegiatan yang melib atkan usaha individu. Prestasi belajar rendah yang
biasa terjadi sekitar kelas empat dan lima , pada saat gairah bersekolah
berubah menjadi tidak bergairah, pada umunya mencapai puncaknya selama masa
puber.
2.5.3 Perkembangan Moral
Melalui pengalamanatau berinteraksi
social dengan orang tua, guru, teman sebaya, atau orang-orang sekitarnya,
tingkat moralitas sudah lumayan matang daripada usia anak. Mereka lebih
mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep –konsep morlitas namun lebih
sering mereka melanggarnya. Tidak sedikit anak yang melampaui masa puber
tanpa mengembangkan konsep diri kurang menyenangkan. Banyak hal yang
menyebabkan konsep diri kurang baik misalnya karena alasan pribadi dan dan
alasan lingkungan. Anak puber cenderung tidak social (antagonism social) bahkan
mungkin berperilaku anti social sehingga sering membantah dan menentang.
Permusuhan terbuka antara dua seks yang berlainan di ungkapkan dalam kritik dan
komentar yang merendahkan, sehingga mempengaruhi sikap orang lain
terhadap dirinya. Akibatnya, anak puber tidak menikmati dukungan social yang
pada waktu lalu di peroleh dan hal ini juga tidak di harapkan.
2.5.4 Perkembangan Emosi
Masa puber merupakan puncak emosional,
yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama organ-organ
seksual mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan-perasaan dan
dorongan-dorongan baru yang dialami sebelumnya, seperti perasaan cinta, rindu,
dan keingianan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada masa
puber, perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitive dan reaktif yang
sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi social, emosinya bersifat
negative dan temperamental (mudah tersinggug /marah, atau mudah sedih /murung.
2.5.5 Perkembangan Agama
Pada masa ini perubahan jasmani yang
cepat, sehingga memungkinkan terjadinya kegocangan emosi, kecemasan, dan
kekhawatiran. Bahkan kepercayaan agama pada masa sebelumnya, mungkin pula
mengalami kegoncangan. Kepercayaan pada Tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan
tetapi kadang-kadang menjadi berkurang yang terlihat pada cara ibadahnya yang
kadang-kadang rajin dan kadang-kadang malas. Penghayatan rohani cenderung
skeptic(was-was) sehingga muncul keengganan dan kemalasan untuk melakukan
berbagai kegiatan ritual. Factor yang lain adalah menginginkan suatu kebebasan
dan tidak mau terikat oleh norma-norma dan atiran-aturan.
2.5.6 Perkembangan Kepribadian
Masa puber merupakan saat yang paling
penting bagi perkembangan dan integrasi kepribadian. Factor-faktor dan
pengalaman baru yang tampak terjadinya perubahan kepribadian pada masapuber,
meliputi: (1) memperoleh perubahan bentuk fisik dan psikis; (2) kematangan
seksual yang disertai dengan dorongan-dorongan dan emosi baru; (3) Dengan
berjalannya masa puber, kesadaran terhadap diri sendiri, keinginan untuk
mengarahkan diri dan mengevaluasi kembali tentang stadar (norma), tujuan, dan
cita-cita ; (4) kebutuhan akan persahabatan yang bersifat heteroseksual,
berteman dengan pria atau wanita.
2.5.7 Perkembangan Seksual
Dalam kehidupan masa puber, mereka
mulai tertarik kepada lawan jenis. Dan sudah memulai memperhatikan
penampilannya, seperti menggunakan baju yang sesuai atau diarsa serasi dan
cocok dengan dirinya, serta mulai mencoba-coba mengikuti berbagai model atau
tren seperti gaya rambut, model baju,dll
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pubertas adalah
suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan
tercapai kemampuan reproduksi. Ciri-ciri masa puber yaitu periode yang tumpang
tindih, periode yang singkat, dibagi dalam tahap-tahap, merupakan masa
pertumbuhan dan perubahan yang pesat, merupakan fase negatif. Dimana ini semua
di tandai dengan perubahan seks primer (berkembangnya gonad dan kelenjar
pituitary pada organ-organ seks), biasanya tanda bagi perempuan adalah haid
sedangkan bagi laki-laki adalah mimpi basah, selanjutnya perubahan pada seks
sekunder (tumbuhnya rambut di beberapa bagian tubuh, terjadi perubahan pada
kulit, kelenjar, otot, suara, payudara, dll). Akibat perubahan masa puber pada
sikap dan perilaku yaitu, ingin menyendiri, bosan, inkoordinasi, antagonisme
sosial, emosi yang meninggi, hilangnya kepercayaan diri, terlalu sederhana.
3.2
Saran
Pada saat
masa pubertas berlangsung, anak sebaiknya diberikan arahan yang benar sehingga
tidak terjadi hal-hal yang tidak inginkan. Karena telah kita ketahui bahwa pada
masa ini anak sangat membutuhkan bimbingan dari orang tua, dan pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa,
Singgih.dkk.1986. Dasar dan Teori
Perkembangan Anak. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Martaniah,
sri. 1964. Peranan Orang Tua dalam
Perkembangan Kepribadian. Yogyakarta: UGM.