Rabu, 12 April 2017


MAKALAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PENGARUH PUBERTAS PADA MASA REMAJA

Disusun Oleh :
NAMA                :        OLVI WULAN NARI
NIM                     :        ACC 115 008



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PALANGKA RAYA
2016

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan kasih karunianya makalah ini dapat diselesaikan sebagai tugas yang telah diberikan pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik dengan waktu yang diharapkan.
            Penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, terutama kepada dosen bidang studi yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya.
            Penulis mengharapkan makalah ini dapat memberikan sumbangan ilmu yang dapat bermanfaat khususnya bagi para pembaca, dan penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini banya kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini.


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG MASALAH
1.2  RUMUSAN MASALAH
1.3  TUJUAN PENULISAN
1.4  MANFAAT PENULISAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1  PENGERTIAN MASA PUBERTAS
2.2  CIRI-CIRI MASA PUBERTAS
2.3  PERUBAHAN FISIK MASA PUBERTAS
2.4  AKIBAT DARI PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS TERHADAP SIKAP DAN TINGKAH LAKU
2.5  TUGAS PERKEMBANGAN PADA MASA PUBERTAS
BAB III PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
3.2  SARAN
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1            LATAR BELAKANG MASALAH
            Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan stress. Karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri, kalau terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki tanggungjawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka bisa menjadi individu yang tak memiliki masa depan yang baik.
            Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung sangat cepat. Itu dinamakan masa pubertas. Pada perempuan pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Pubertas (berasal dari bahasa Latin “Pubescere” artinya mendapat rambut kemaluan) yakni mas awal pematangan seksual. Pada masa pubertas inilah terjadinya perubahan-perubahan besar dan dramatis da;am perkembangan seorang anak, baik dala pertumbuhan atau perkembangan fisik, kognitif, maupun dalam perkembangan psikososial anak. Waktu datangnya masa pubertas tidak dapat diketahui secara pasti. Ada anak-anak yang memulai masa pubertasnya pada usia yang lebih awal ada pula yang lebih belakangan. Biasanya anak perempuan mulai memasuki masa pubertas lebih awal 2 tahun dibandingkan dengan anak laki-laki. Menurut sejumlah ahli perkembangan, pada anak perempuan pubertas terjadi pada usia 10 tahun, sedangkan pada anak laki-laki terjadi pada usia 12 tahun.
            Pada masa pubertas itulah perkembangan remaja perlu adanya pengontrolan diri dari orang tua, masyarakat di lingkungan dimana mereka berada. Karena pada masa itu remaja semakin mampu dalam pengamilan keputusan. Remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam mengambil keputusan dibanding remaja yang lebih muda, dimana mereka lebih kompeten dibandingkan anak-anak. Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak menjamin kemampuan itu diterapkan, karena dalam kehidupan nyata, luasnya pengalaman adalah penting. Remaja perlu lebih banyak peluang untuk mempraktekan dan mendiskusikan keputusan realistis. Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan keputusan pada remaja mungkin terjadi ketika dalam realitas yang menjadi masalah adalah prientasi masyarakat dan kegagalan untuk memberi mereka pilihan-pilihan yang memadai. Untuk itu sebagai orang tua, pendidi, dan masyarakat harus mengenal remaja itu pada tingkat perkembangan dalam masa pubertas.


1.2           RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan masa pubertas?
2.      Bagaimana ciri-ciri masa pubertas?
3.      Bagaimana perubahan fisik pada masa pubertas?
4.      Apa akibat dari perubahan fisik pada masa pubertas terhadap sikap dan perilaku?
5.      Apabila tugas perkembangan pada masa pubertas?

1.3           TUJUAN PENULISAN
1.      Bisa menjelaskan pengertian dari masa pubertas
2.      Mengetahui ciri-ciri masa pubertas
3.      Nengetahui perubahan fisik pada masa pubertas
4.      Mengetahui akibat dari perubahan fisik pada masa pubertas terhadap sikap dan perilaku
5.      Mengetahui tugas perkembangan pada masa pubertas

1.4           METODE PENULISAN
        Metode yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah :
1.      Metode Pustaka
   Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari oustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi internet.
2.      Metode Diskusi
   Yaitu mendapat data dengan melakukan tanya jawab dengan teman-teman.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1           Pengertian Masa Pubertas
            Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Seperti diterangkan Root “masa puber adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-perubahan dalam perubahan somatic dan perspektif psikologis.”Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya dimulai saat kita berumur delapan hingga sepuluh tahun dan berakhir lebih kurang dari usia 15 - 16 tahun. Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada perempuan pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan paa laki-laki ditandai dengan mimpi basah.
            Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas,secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seoranga anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk bereproduksi. Pada saat pubertas, hormone seseorang menjadi aktif dalam mmproduksi dua enis hormone (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu : 1). Folloclestimulating Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing Hormone (LH). Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormone-hormon tersebut di atas merubah system biologis pada seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi sebagai pertanda bahwa system reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dan lain-lain. Anak laki-laki mulai memperlihatkan perubahan suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testoteron. Bentuk fisik mreka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.
            Karakteristik anak pada masa pubertas antara lain: merasa dirinya sudah dewasa sehingga anak sering membantah atau menentang, emosi tidak stabil sehingga anak pada masa ini cenderung merasa sedih, marah, gelisah, khawatir, mengatur dirinya sendiri sehingga terkesan egois, dan sangat mengutamakan kepentingan kelompok atau genk sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan dan budaya baru yang sering bertentangan dengan norma masyarakat, serta memiliki rasa eingintahuan yang besar pada hal-hal baru yang mengakbatkan perilaku coba-coba tanpa didasari dengan informasi yang benar dan jelas.
2.2           Ciri-ciri Masa Pubertas
            Masa pubertas adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan perkembangan tertentu yang tidak jelas dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan.
Ciri-ciri masa pubertas yaitu :
2.2.1        Masa Pubertas Adalah Periode Tumpang Tindih
Masa puber harus dianggap sebagai periode tumpang tindih karena mencakup tahun akhr masa kanak-kanak dan tahun awal masa remaja. Sampai anak matang secara seksual, ia akan dikenal sebagai “Anak puber.” Setelah matang secara seksual, anak dikenal sebagai “Remaja” atau “Remaja muda.”

2.2.2        Masa Pubertas Adalah Periode yang Singkat
Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi didalam maupun diluar tubuh, masa puber relative merupakan periode yang singkat. Sekitar dua sampai empat tahun. Anak yang mengalami masa puber selama dua tahun atau kurang dianggap sebagai anak yang “cepat matang,” sedangkan yang memerlukan tiga sampai empat tahun untuk menyelesaikan perakihan menadi remaja dianggap sebagai anak yang “lambat matang.” Kelompok anak perempuan cenderung lebih cepat matang daripada kelompok anak laki-laki, tetapi terdapat perbedaan yang mencolok dalam setiap kelompok.

2.2.3        Masa Pubertas Dibagi dalam Tahap-tahap
Meskipun masa pubertas relative mempunyai periode yang singkat dalam rentang kehidupan, namun masa pubertas dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
·         Tahap Prapuber
Tahap ini merupakan tumpang tindih dengan satu atau dua tahun masa kanak-kanak pada saat anak dianggap sebagai “prapuber,” yaitu bukanlah seorang anak tetapi belum juga seorang remaja, tetapi dia bia disebut tahap pematangan.
·         Tahap Puber
Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kaak-kanak dan masa remaja, aat dimana criteria kematangan seksual muncul haid pada anak perempuan dan pengalaman akan mimpi basah pertama kala di malam hari pada anak laki-laki.
·         Tahap Pascapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau tahun kedua remaja. Selama tahap ini, cirri-ciri seks sekunder telah berkembang baik dan organ-organ seks telah berkembng dengan matang.

2.2.4        Masa Pubertas Merupakan Masa Pertumbuhan dan Perubahan yang Pesat
Perubahan-perubhan pesat yang terjadiselama masa pubertas menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak nyaman, dan dalam banyak kasus mengakibatkan perilaku yang kurang baik. Dalam membahas perubahan-perubahan ini, Dunbar menyatakan :
Selama periode ini anak yang sedang berkembang mengalami berbagai perubahan dalam tubuh, perubahan status termasuk penampilan pakaian, milik, jangkauan pilihan, dan perubahansikap terhadap seks dan lawan jenis. Kesemuanya meliputi hubungan orang tua-anak yang berubah dan perubahan dalam peraturan yang dikenakan kepada anak muda. Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa pubertas pasa umumnya disebut sebagai “remaja tumbuh  pesat.”

2.2.5        Masa Pubertas Merupakan Fase Negatif
Bertahun-tahun yang lalu, Charlotte Buhler menanamkan masa pubertas sebagai fase negatif. Istilah fase menunjukankan periode yang berlangsung singkat, negative berarti bahwa individu mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan atau kelihantannya kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang .
Terdapat bukti bahwa sikap dan perilaku negative merupakan cirri dari bagian awl masa pubertas dan yang terburuk dari fase ini akan berakhir bila individu secara seksual mejadi matang.

2.2.6        Pubertas Terjadi Pada Berbagai Usia
Pubertas dapat terjadi setiap saat antara usia 5 tahun atau 6 tahun dan 19 tahun. Tetapi rata-rata anak perempuan dalam kebudayaan Amerika saat ini menjadi matang secara seksual pada usia 13 tahun, dan laki-laki setahun kemudian. Juga terdapat perbedaan waktu yang perlu untuk menyelesaikan proses perubahan masa pubertas. INi berkisar rata-rata antara 2-4 tahun. Sedikit lebih singkat daripada waktu yang diperlukan anak laki-laki. Variasi pada usia saat terjadinya pubertas dan dalam waktu yang diperlukan untuk proses ini menimbulkan banyak masalah pribadi maupun social bagi anak laki-laki dan anak perempuan.



2.3           Perubahan Fisik Pada Masa Pubertas
            Selama pertumbuhan pada masa pubertas, terjadi empat perubahan fisikpenting di mana tubuh anak dewasa yaitu perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.
2.3.1        Perubahan ukuran tubuh
Perubahan fisik utama pada masa puber adalah perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan. Di antara anak-anak perempuan,rata-rata peningkatan per tahun dalam tahun sebelum haid adalah 3 inci, tetapi peningkatan itu bisa jua terjadi 5 sampai 6 inci. Dua tahun sebelum menstrusi peningkatan rata-rata adalah 2,5 inci. Jadi peningkatan keseluruhan selama dua tahun sebelum menstrusi adalah 5,5 inci. Setelah menstrusi, tingkat pertumbuhan menurun kira-kira 1 inci setahun dan berhenti sekitar delapan belas tahun.
Bagi anak laki-laki, permulaan periode pertumbuhan pesat tinggi tubuh dimulai rata-rata pada usia 12,8 tahun dan rata-rata berakhir pada 15,3 tahun, dengan puncaknya pada empat belas tahun. Peningkatan tinggi badan yang terbesar terjadi setahun sesudah dimulainya masa puber. Sesudahnya, pertumbuhan menurun dan dan berlangsung lambat sampai usia dua puluh atau dua uluh satu tahun. Karena periode pertumbuhan yang lebih lama, anak laki-laki lebih tinggi daripada anak perempuan pada saat sudah matang.
Pertambahan berat tidak hanya karna lemak,tetapi juga karena tulang dan jaringa otot bertambah besar. Jadi, meskipun anak puber dengan pesat bertambah berat, tetapi seringkali kelihatannya kurus dan kering. Pertambahan berat yang paling besar pada anak perempuan terjadi sesaat sebelum dan sesudah menstrusi. Setelah itu pertambahan berat badan hanya sedikit. Bagi anak laki-laki, pertambahan berat badan maksimum terjadi setahun atau dua tahun setelah anak perempuan dan mencapai puncaknya pada usia enam belastahun, setelah itu pertambahan berat badan hanya sedikit.
Kegemukan selama masa puber bagi anak laki-laki dan anak perempuan tidaklah aneh. Antara usia sepuluh dan dan dua belas tahun, di sekitar permulaan terjadinya pertumbuhan pesat, anak cenderung menumpuk lemak di perut, di sekitar puting susu, di pinggul dan paha, di pipi, leher dan rahang. Lemak ini biasanya hilang setelah kematangan masa puber dan pertumbuhan pesat tinggi badan dimulai, meskipun ada yang menetap sampai dua tahun lebih selama awal masa puber.
2.3.2        Perubahan Proporsi Tubuh
Perubahan fisik pokok yang kedua adalah perubahan proporsi tubuh. Daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar karena kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-daerah tubuh yang lain. Ini tampak jelas pada hidung, kaki dan tangan. Barulah pada bagian akhir masa remaja seluruh daerah tubuh mencpai ukuran dewasa, meskipun perubahan besar terjadi sebelum masa puber usai.
Badan yang kurus dan panjang mulai melebar di bagian pinggul dan bahu, dan ukuran pinggang berkembang. Pada mulanya ukuran pinggang tampak tinggi karena kaki menjadi lebih panjang dari badan. Dengan bertambah panjangnya badan, ukuran pinggang berkurang sehingga memberikan perbandingan tubuh dewasa. Lebar pinggul dan bahu dipengaruhi oleh usia kematangan. Anak laki-laki yang lebih cepat matang biasanya mempunyai pinggul yang lebih lebar daripada anak yang lebih lambat matang, dan anak perempuan yang lebih lambat matang mempunyai pinggul yang sedikit lebih besar daripada anak yang cepat matang.
Tidak lama sebelum masa puber, tungkai kaki lebih panjang daripada badan dan keadaan ini bertahan sampai sekitar usia lima belas tahun. Pada anak yang lambat matang, pertumbuhan tungkai kaki berlangsung lebih lama daripada anak yang cepat matang, sehingga tungkai kaki lebih panjang. Tungkai kaki anak yang cepat matang cenderung pendek, gemuk sedangkan tungkai kaki yang lambat matang pada umumnya lebih ramping.
Pola yang sama terjadi pada pertumbuhan lengan, yang pertumbuhannya mendahului pertumbuhan pesat badan, sehingga tampaknya terlalu panjang. Seperti halnya dengan pertumbuhan tungkai kaki, pertumbuhan lengan dipengaruhi oleh usia kematangan. Anak-anak yang cepat matang yang mempunyai tungkai kaki lebih pendek daripada tungkai kaki anak yang lambat matang. Sampai pertumbuhan lengan dan tungkai kaki mendekati sempurna, barulah tercapai perbandingan yang baik dengan tangan dan kaki, yang keduanya mencapai ukurannya kematangan pada awal masa puber.
2.3.3        Ciri-ciri Seks Primer
Perubahan fisik pokok ketiga adalah pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri seks primer, menunjukkan pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri-ciri seks primer ini ini berbeda antara anak laki-laki dan anak perempuan. Bagi anak laki-laki, ciri-ciri seks primer yang sangat penting ditunjukkan dengan pertumbuhan yang cepat dari batang kemaluan (penis) dan kantung kemaluan (scrotum), yang mulai terjadi pada usia sekitar 12 tahun dan berlangsung sekitar 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skrotum. Pada skrotum, terdapat dua buah testis (bauh pelir) yang tergantung dibawah penis. Testis ini sebenarnya telah ada sejak kelahiran, namun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Testis mencapai kematangan penuh pada usia 20 atau 21 tahun, yang mula-mula terlihat pada peningkatan pajang penis, yang secara berangsur-angsur bertambah besar.
Perubahan-perubahan pada ciri-ciri seks primer pada pria ini sangat dipengaruhi oleh hormon, terutama hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak (pituitary gland). Hormon perangsang pria ini merangsag testis, sehingga testis menghasilkan hormon testosteron dan androgen serta spermatozoa. Sperma yang dihasilka dalam testis selama masa remaja ini, memungkinkan untuk mengadakan reproduksi untuk pertama kalinya. Karena itu, kadang-kadang sekitar usia 12 tahun, anak laki-laki kemungkinan untuk mengalami penyemburan air mani (ejaculation of semen) mereka yang pertama atau yang dikenal dengan istilah “mimpi basah”.
Sementara itu, pada anak perempuan, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan munculnya periode menstruasi, yang disebut dengan manarche, yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh gadis. Terjadinya menstruasi yang pertama ini memberi petunjuk bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan telah matang, sehingga memungkinkan mereka untuk mengandung dan melahirkan anak. Munculnya menstruasi pada perempuan ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium). Ovarium terletak dalam rongga perut wanita bagian bawah, di dekat uterus yang berfungsi memproduksi sel-sel (ovum) dan hormon-hormon estrogen dan progesteron. Hormon progresteron bertugas untuk mematangkan dan mempersiapkan sel telur (ovum) sehingga siap untuk dibuahi. Sedangkan hormon estrogen adalah hormon yang mempengaruhi pertumbuhan sifat-sifat kewanitaan pada tubuh seseorang. Hormon ini juga mengatur siklus menstruasi.
Oleh sebab itu, menstruasi pertama pada seorang gadis didahului oleh sejumlah perubahan lain, yang meliputi pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar daerah kelamin, pembesaran pinggul daan bahu. Selanjutnya, ketika percepatan pertumbuhan mencapai puncaknya, maka ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat.
2.3.4         Perubahan Ciri-ciri Seks Sekunder
Perubahan fisik pokok ketiga adalah pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri seks primer, menunjukkan pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri-ciri seks primer ini ini berbeda antara anak laki-laki dan anak perempuan. Bagi anak laki-laki, ciri-ciri seks primer yang sangat penting ditunjukkan dengan pertumbuhan yang cepat dari batang kemaluan (penis) dan kantung kemaluan (scrotum), yang mulai terjadi pada usia sekitar 12 tahun dan berlangsung sekitar 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skrotum. Pada skrotum, terdapat dua buah testis (bauh pelir) yang tergantung dibawah penis. Testis ini sebenarnya telah ada sejak kelahiran, namun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Testis mencapai kematangan penuh pada usia 20 atau 21 tahun, yang mula-mula terlihat pada peningkatan pajang penis, yang secara berangsur-angsur bertambah besar.
Perubahan-perubahan pada ciri-ciri seks primer pada pria ini sangat dipengaruhi oleh hormon, terutama hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak (pituitary gland). Hormon perangsang pria ini merangsag testis, sehingga testis menghasilkan hormon testosteron dan androgen serta spermatozoa. Sperma yang dihasilka dalam testis selama masa remaja ini, memungkinkan untuk mengadakan reproduksi untuk pertama kalinya. Karena itu, kadang-kadang sekitar usia 12 tahun, anak laki-laki kemungkinan untuk mengalami penyemburan air mani (ejaculation of semen) mereka yang pertama atau yang dikenal dengan istilah “mimpi basah”.
Sementara itu, pada anak perempuan, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan munculnya periode menstruasi, yang disebut dengan manarche, yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh gadis. Terjadinya menstruasi yang pertama ini memberi petunjuk bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan telah matang, sehingga memungkinkan mereka untuk mengandung dan melahirkan anak. Munculnya menstruasi pada perempuan ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium). Ovarium terletak dalam rongga perut wanita bagian bawah, di dekat uterus yang berfungsi memproduksi sel-sel (ovum) dan hormon-hormon estrogen dan progesteron. Hormon progresteron bertugas untuk mematangkan dan mempersiapkan sel telur (ovum) sehingga siap untuk dibuahi. Sedangkan hormon estrogen adalah hormon yang mempengaruhi pertumbuhan sifat-sifat kewanitaan pada tubuh seseorang. Hormon ini juga mengatur siklus menstruasi.
Oleh sebab itu, menstruasi pertama pada seorang gadis didahului oleh sejumlah perubahan lain, yang meliputi pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar daerah kelamin, pembesaran pinggul daan bahu. Selanjutnya, ketika percepatan pertumbuhan mencapai puncaknya, maka ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat.
2.4            Akibat Perubahan Fisik Masa Pubertas Terhadap Sikap dan Perilaku
            akibat yang luas dari masa puber pada keadaan fisik anak juga mempengaruhi sikap dan perilku. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa perubahan dalam sikap dan perilaku yang terjadi pada saat ini lebih merupakan akibat dari perubahan sosial daripada perubahan kelenjar yang berpengaruh pada keseimbagan tubuh. Semakin sedikit simpati dan pengertian yang diterima anak puber dari orang tua, kakak-asik, guru-guru dan teman-teman, dan semakin besarnya harapan sosial pada periode ini, semakin besar akibat psikologis dari perubahan-perubahan fisik.


Perubahan masa puber terhadap sikap dan perilaku yang paling umum, paling serius, dan paling kuat seperti dipaparkan dibawah ini.
2.4.1    Ingin Meyendiri
Kalau perubahan pada masa puber mulai terjadi anak-anak biasanya menarik diri dari teman-temannya dan dari berbagai kegiatan keluarga dan sering bertengkar dengan teman-teman dan anggota keluarga. Gejala menarik diri ini mencakup ketidakinginan berkomunikasi dengan orang-orang lain.
2.4.2    Bosan
Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-tugas sekolah,kegiatan sosial dan kehidupan pada umumnya. Akibatnya, anak sedikit sekali bekerja sehingga prestasi diberbagai bidang cenderung menurun.
2.4.3    Inkoordinasi
Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan dan anak akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu. Setelah pertumbuhan melambat, koordinasi akan membaik secara bertahap.
2.4.4    Antagonisme Sosial
Anak puber seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan menentang. Permusuhan terbuka antara dua jenis kelamin berlainan di ungkapkan dalam kritik dan komentar-komentar yang merendahkan. Dengan berlanjutnya masa puber, anak kemudian menjadi lebih ramah, lebih dapat bekerja sama dan lebih sabar kepada orang lain.
2.4.5    Emosi yang Meninggi
Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masapuber. Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah dan cepat marah. Sedih, mudah marahn suasana hati yang negatif sangat sering terjadi selama masa prahaid dan awal periode haid. Dengan semakin matangnya keadaan fisik, ketegangan mulai berkurang dan anak sudah mulai mampu mengendalikan emosinya.
2.4.6    Hilangnya Kepercayaan Diri
Anak-anak yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri, sekarang menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik menurun dan karena kritik yang bertubi-tubi dari orang tua dan teman-temannya. Banyak anak laki-laki dan perempuan setelah masa puber mempunyai perasaan rendah diri.
2.4.7    Terlalu Sederhana
Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan anak menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya karena takut orang lain akan memperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberi komentar yang buruk.
2.5           Tugas Perkembangan Pada Masa Pubertas
2.5.1    Perkembangan Fisik
Pada masa pubertas proportas tubuh menjadi lebih besar, karena terlebih dahulu dalam pencapaian kematangan dari pada organ-organ yang lain. Id Pada fase ini di tandai dengan dua ciri seks, yaitu seks primer dan seks sekunder. Dimana seks primer ditandai dengan adanya haid bagi perempuan dan mimpi basah bagi laki-laki.
2.5.2    Perkembangan Kognitif (Intelektual)
Pada masa puber ini , mereka mulai lebih berfikir logis tentang sesuatu yang gagasan yang abstrak. Namun pada masa puber ini banyak factor yang menyebabkan cara berfikir mereka berubah karena factor-faktor eksternal seperti lingkungan. Sehingga menyebabkan kebanyakan dari prestasi mereka rendah. Dengan cepatnya pertumbuhan fisik maka tenaga menjadi melemah. Ini mengakibatkan keseganan untuk bekerja dan bosan pada tiap kegiatan yang  melib atkan usaha individu. Prestasi belajar rendah yang biasa terjadi sekitar kelas empat dan lima , pada saat gairah bersekolah berubah menjadi tidak bergairah, pada umunya mencapai puncaknya selama masa puber.

2.5.3    Perkembangan Moral
Melalui pengalamanatau berinteraksi social dengan orang tua, guru, teman sebaya, atau orang-orang sekitarnya, tingkat moralitas sudah lumayan matang daripada usia anak. Mereka lebih mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep –konsep morlitas namun lebih sering mereka melanggarnya. Tidak  sedikit anak yang melampaui masa puber tanpa mengembangkan konsep diri kurang menyenangkan. Banyak hal yang menyebabkan konsep diri kurang baik misalnya karena alasan pribadi dan dan alasan lingkungan. Anak puber cenderung tidak social (antagonism social) bahkan mungkin berperilaku  anti social sehingga sering membantah dan menentang. Permusuhan terbuka antara dua seks yang berlainan di ungkapkan dalam kritik dan komentar yang merendahkan, sehingga   mempengaruhi sikap orang lain terhadap dirinya. Akibatnya, anak puber tidak menikmati dukungan social yang pada waktu lalu di peroleh dan hal ini juga tidak di harapkan.
2.5.4    Perkembangan Emosi
Masa puber merupakan puncak emosional, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama organ-organ seksual mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan-perasaan dan dorongan-dorongan baru yang dialami sebelumnya, seperti perasaan cinta, rindu, dan keingianan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada masa puber, perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitive dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi social, emosinya bersifat negative dan temperamental (mudah tersinggug /marah, atau mudah sedih /murung.
2.5.5    Perkembangan Agama
Pada masa ini perubahan jasmani yang cepat, sehingga memungkinkan terjadinya kegocangan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran.  Bahkan kepercayaan agama pada masa sebelumnya, mungkin pula mengalami kegoncangan. Kepercayaan pada Tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi berkurang yang terlihat pada cara ibadahnya yang kadang-kadang rajin dan kadang-kadang malas. Penghayatan rohani cenderung skeptic(was-was) sehingga muncul keengganan dan kemalasan untuk melakukan berbagai kegiatan ritual. Factor yang lain adalah menginginkan suatu kebebasan dan tidak mau terikat oleh norma-norma dan atiran-aturan.
2.5.6    Perkembangan Kepribadian
Masa puber merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan dan integrasi kepribadian. Factor-faktor dan pengalaman baru yang tampak terjadinya perubahan kepribadian pada masapuber, meliputi: (1) memperoleh perubahan bentuk fisik dan psikis; (2) kematangan seksual yang disertai dengan dorongan-dorongan dan emosi baru; (3) Dengan berjalannya masa puber, kesadaran terhadap diri sendiri, keinginan untuk mengarahkan diri dan mengevaluasi kembali tentang stadar (norma), tujuan, dan cita-cita ; (4) kebutuhan akan persahabatan yang bersifat heteroseksual, berteman dengan pria atau wanita.
2.5.7    Perkembangan Seksual
Dalam kehidupan masa puber, mereka mulai tertarik kepada lawan jenis. Dan sudah memulai memperhatikan penampilannya, seperti menggunakan baju yang sesuai atau diarsa serasi dan cocok dengan dirinya, serta mulai mencoba-coba mengikuti berbagai model atau tren seperti gaya rambut, model baju,dll


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pubertas adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Ciri-ciri masa puber yaitu periode yang tumpang tindih, periode yang singkat, dibagi dalam tahap-tahap, merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat, merupakan fase negatif. Dimana ini semua di tandai dengan perubahan seks primer (berkembangnya gonad dan kelenjar pituitary pada organ-organ seks), biasanya tanda bagi perempuan adalah haid sedangkan bagi laki-laki adalah mimpi basah, selanjutnya perubahan pada seks sekunder (tumbuhnya rambut di beberapa bagian tubuh, terjadi perubahan pada kulit, kelenjar, otot, suara, payudara, dll). Akibat perubahan masa puber pada sikap dan perilaku yaitu, ingin menyendiri, bosan, inkoordinasi, antagonisme sosial, emosi yang meninggi, hilangnya kepercayaan diri, terlalu sederhana.
3.2            Saran
     Pada saat masa pubertas berlangsung, anak sebaiknya diberikan arahan yang benar sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak inginkan. Karena telah kita ketahui bahwa pada masa ini anak sangat membutuhkan bimbingan dari orang tua, dan pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, Singgih.dkk.1986. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Martaniah, sri. 1964. Peranan Orang Tua dalam Perkembangan Kepribadian. Yogyakarta: UGM.